Sejarahnya sih..Serama merupakan mahluk hasil kreatifitas Wee Yean Een seorang “penghulu
ayam” dari Negeri Jiran. Pada tahun 1971 ia menyilangkan ayam Kapan
alias kate kaki panjang dengan ras ayam Modern Game Bantam. Ayam kapan ia pilih lantaran memiliki sayap menjuntai lurus ke bawah.
Sedangkan Modern Game Bantam memiliki postur badan tegap, leher panjang
dan tertarik ke belakang menyerupai huruf S. Pada tahun 1973 Wee Yean
Een menyilangkan keturunan pertama hasil perkawinan antar ayam kapan dan
Modern Game Bantam dengan jenis ayam sutera (Silkie Bantams). Perkawinan
tersebut akhirnya melahirkan ayam sutera berpostur badan kecil.
Wee Yean Een nampaknya masih tidak puas dengan hasil persilangan
tersebut.
Penghulu ayam itu lalu menjodohkan keturunan ke dua tersebut
dengan kate jepang. Ayam ini punya warna bulu indah serta bentuk ekor
berdiri tegak. Pada tahun 1988 mak comblang ayam itu akhirnya berhasil
mencetak ayam kate dengan bobot kurang dari 500 gr.
Wee Yean Een lantas memberi nama “Serama” kepada ayam berbadan mikro
itu. Julukan tersebut ia berikan lantaran ayam hasil kreasinya itu
memiliki gaya dan penampilan gagah layaknya Sri Rama tokoh pewayangan
dalam kisah Ramayana. Lidah Wee Yean Een menyebut Sri Rama berubah
menjadi berlafal serama.
Meski berbadan cebol, ia bukan ayam murahan. Serama berkualitas bisa
diboyong jika Anda sanggup meminangnya dengan uang sebesar Rp 25 juta –
Rp 30 juta. Mutu serama ditentukan oleh bobot badan yang ringan, bentuk
leher menyerupai huruf S, kepala tertarik jauh kearah belakang, Sayap
menjuntai tegak lurus ke bawah, dan ekor pedang panjang serta berdiri
tegak. Ciri fisik seperti itu membuat ayam serama berpenampilan tegap
menyerupai prajurit yang sedang berbaris. Karena serama tua dan yang muda identik persis alias sama-sama bertubuh pendek, cara membedakan serama yang sudah tua dengan yang muda adalah melihat taji pada ayam jantan, semain besar taji-nya maka dapat dipastikan makin berumur ayam tersebut ^^, .
Menekuni usaha binatang yang jenis hias (bukan untuk dikonsumsi) adalah
membutuhkan waktu atau timing yang tepat, dalam artian ketika kita akan
memulai usahanya kita harus melihat sikon pasar, karena jika telat, maka
kita malah hanya akan merugi, karena menurut pengalaman pribadi saya,
untuk budidaya binatang jenis hias kalo sedang booming memang harganya
sangat tinggi, akibatnya akan banyak orang yang akan menggelutinya,
karena banyak orang yang menggelutinya maka terjadi persaingan harga
yang gila-gilaan, dan pasti akan ada yang merusak harga pasar, dengan
prinsip asal dagangan laku, faktor inilah yang akan menghancurkan
usaha yang lain, karena tidak adanya standarisasi harga. Maka dari itu
untuk memulai usaha dalam binatang hias, kita harus bisa menganalisa
trend yang akan naik, jadi ketika sedang booming-boomingnya kita sudah
memiliki stok yang banyak, ketika sudah drop kita sudah tidak memiliki
stok dan sudah meraup untung terlebih dahulu.
*Alasan kenapa bisnis binatang hias tidak bisa permanen dan hanya mengikuti trend adalah:
1. Orang indonesia cenderung cepat mengikuti trend, ketika mendengar berita seseorang telah sukses dengan suatu usaha budidaya binatang A misalnya, maka akan banyak orang yang langsung meniru usaha tersebut.
2. Kalau telah banyak yang meniru , karena binatang tersebut bukan dikonsumsi makan pada suatu saat akan ada yang namanya Over stock dipasaran. karena setiap orang yang membeli binatang tersebut itu cuma untuk di ternakkan lagi.
3. Kalau sudah over stock maka sesuai hukum ekonomi adalah jika penawaran melimpah dan permintaan turun maka harga juga akan turun drastis, dan juga karena ada yang merusak harga pasar dengan membanting harga dengan alasan yang penting cepat laku.
1. Orang indonesia cenderung cepat mengikuti trend, ketika mendengar berita seseorang telah sukses dengan suatu usaha budidaya binatang A misalnya, maka akan banyak orang yang langsung meniru usaha tersebut.
2. Kalau telah banyak yang meniru , karena binatang tersebut bukan dikonsumsi makan pada suatu saat akan ada yang namanya Over stock dipasaran. karena setiap orang yang membeli binatang tersebut itu cuma untuk di ternakkan lagi.
3. Kalau sudah over stock maka sesuai hukum ekonomi adalah jika penawaran melimpah dan permintaan turun maka harga juga akan turun drastis, dan juga karena ada yang merusak harga pasar dengan membanting harga dengan alasan yang penting cepat laku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar